Pages

Minggu, 25 November 2012

Banjir Kepung Jakarta


Sejak beberapa hari terakhir ancaman banjir terasa mengintai Jakarta. Namun, kemarin malam, banjir sesungguhnya benar-benar datang dan mengepung ibu kota Jakarta. Dua dari 13 sungai yang melewati Jakarta meluap airnya. Sungai Ciliwung dan Sungai Pesanggrahan tidak mampu lagi menampung debit air yang masuk akibat hujan lebat yang melanda Puncak, Bogor, dan Jakarta. Banyak warga yang menjadi korban meluapnya Sungai Ciliwung dan Sungai Pesanggrahan. Ketinggian air yang berkisar antara 30 cm hingga 220 cm langsung masuk ke rumah-rumah warga, membuat banyak warga harus meninggalkan rumah mereka.
Hal yang perlu kita waspadai bersama adalah musim hujan ini baru mulai. Setidaknya masih ada dua bulan ke depan yang intensitasnya akan semakin tinggi, sehingga potensi banjir dan juga longsor semakin membahayakan. Kita semua harus bersiap menghadapi kondisi yang terburuk. Paling utama yang harus menjadi perhatian kita bersama adalah keselamatan jiwa dan kesehatan masyarakat. Kita harus bisa mencegah jangan sampai masyarakat menjadi lebih menderita. Yang paling ditakuti dari banjir adalah arus yang deras. Apalagi ketika saluran air yang ada tidak tertutup dengan baik. Warga yang tidak berhati-hati bisa terperosok masuk ke dalam lubang saluran air dan hanyut terbawa derasnya aliran air. Sebelum banjir besar yang kemarin terjadi, kita menemukan dua warga tewas karena terbawa arus deras banjir. Inilah yang seharusnya menjadi perhatian kita semua, bagaimana kita menjadi keselamatan keluarga kita untuk tidak terbawa hanyut arus banjir. Yang kedua harus kita perhatikan dari bencana banjir adalah kesehatan masyarakat. Genangan air yang terjadi bisa menjadi tempat berkembangnya bibit penyakit. Di tengah keterbatasan kondisi warga, maka daya tahan tubuh cenderung rendah.
Dinas kesehatan dan Dinas Sosial harus lebih aktif membantu masyarakat, terutama yang tinggal di tempat penampungan. Sanitasi dan dapur umum harus dipersiapkan lebih baik, agar masyarakat tidak semakin terbebani. Perhatian ini tidak hanya berlaku untuk Jakarta, tetapi seluruh daerah di Indonesia. Ancaman banjir berlaku di seluruh Indonesia. Beberapa daerah dilaporkan menghadapi ancaman banjir yang tidak kalah seperti apa yang dialami warga di Jakarta. Khusus untuk warga di daerah, yang harus menjadi perhatian adalah ancaman longsor. Dengan curah hujan yang tinggi, sementara vegetasi alam yang semakin terbatas, maka anacaman longsor menjadi lebih meningkat. Kita lihat longsor yang terjadi di Bojonggede, Bogor, sehingga menyebabkan putusnya rel kereta api. Sudah dua hari ini perjalanan kereta api Bogor-Jakarta tidak bisa berjalan, karena terputusnya rel kereta api di Bojonggede. PT Kereta Api Indonesia membutuhkan waktu beberapa hari untuk memulihkan kondisi rel yang ada.
Secara umum, penyebab banjir di DKI Jakarta terjadi akibat dua faktor utama, yakni; faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam karena lebih dari 40% kawasan di DKI Jakarta berada dibawah permukaan air ketika laut pasang. Kondisi kian diperparah dengan kecilnya kapasitas tampung sungai saat ini, dibanding limpasan (debit) air yang masuk ke Jakarta. Kapasitas sungai dan saluran makro ini disebabkan karena konversi badan air untuk perumahan, sedimentasi dan pembuangan sampah secara sembarangan menjadi problematika yang mengayuti warga Ibukota. Karena itu integrasi Tata Ruang dan Tata Air sangat dibutuhkan. Melalui Perencanaan Tata Ruang Komprehensif berbasis ekologis menjadi harapan terbebasnya Jakarta dari banjir. Pemerintah, Swasta dan Masyarakat pun pantas mengambil peran.

OPINI :
Penyebab banjir di DKI Jakarta memang terjadi akibat 2 faktor tersebut yaitu factor alam dan factor manusia. Tetapi akibat factor manusia sangat mempengaruhi sekali banjir di wilayah Jakarta. Sebaiknya  pemerintah bekerja sama dengan masyarakat dengan membuang sampah tidak sembarangan, bagi yang membuang sembarangan dikenakan denda, memperbanyak ruang buka hijau (taman), mengurangi pembangunan proyek-proyek, dan menanam pohon agar bisa menampung resapan air.

Sumber:

0 komentar:

Posting Komentar